Translate

Minggu, 03 November 2013

PRINSIP YANG MENDASARI SAYA MENYELESAIKAN LUKISAN

Diri saya adalah salah satu unsur alam fana yang maya (palsu), maka bila orang-orang menyebut saya ‘seorang pelukis’, maka sebenar-benarnyalah saya pelukis palsu (fana=maya). Padahal menurut kajian saya, pelukis yang sebenarnya adalah Tuhan semata.
Segala-galanya milik, kendali, kekuasaan dan karena Tuhan semata.

Atas dasar prinsip ini , maka ketika saya melukis, saya lakukan ceremonial :
  1. Sebelum menggoreskan cat di kanvas, saya mohon perhatian kepada Tuhan dengan merayuNya, yaitu melakukan sholat sunnah Mutlaq disertai dengan ungkapan kebersyukuran yang dilengkapi dengan do’a: “Kaulah pelukis sejati, aku hanyalah hamba-Mu yang laksana ‘robot’ yang Kau pakai  menyelesaikan lukisan. Maka sekarang kuserahkan diriku lahir-batin untuk Kau pakai menyelesaikan lukisan ini. Bila lukisan ini selesai, maka jadikanlah ( atas kehendak, kebijakan, dan kemurahan-Mu) menjadi saluran, muara hidayah, Innayah & keberkahan, rejeki bagi orang yang telah Kau tentukan sebagai pemiliki lukisan ini. Berkahi bangunan dimana lukisan ini dipasang, juga letakkan surat Ar Rahman & Al Waki’ah secara permanent, kekuatan penyembuh segala penyakit, penyelaras, penyempurna metabolisme & organ tubuh pada lukisan ini. Berikan kemudahan rejeki, keuntungan dan laba, sehingga pemilik lukisan ini kaya raya di dunia-akhirat.
  2. Sepanjang waktu proses penyelesaian lukisan itu, saya berdzikir dengan dzikrullah qolbiah.
  3. Tema & judul lukisan merupakan representasi dari untaian do’a saya bagi pemilik(lukisan)nya , yang saya ucapkan setiap sujud terakhir di sholat fardlu saya.
Do’a saya ini didukung oleh fondasi & kemasan do’a berupa IBADAH OPTIMAL. Oleh karena itu lukisan saya bukan lukisan biasa, tapi merupakan lukisan yang memiliki daya spiritual tingkat tinggi. Kekuatan fungsionalnya 20% berdaya renovasi keindahan & kenyamanan ruangan dimana lukisan tersebut dipasang, 80% memiliki daya spiritual illahiyah penjaga rumah, keluarga pemilik dan perusahaan. Ada milliaran keuntungan dan keberuntungan akan mengalir bersama aliran waktu menuju rekening kehidupan pemilik lukisan saya, sesuai janji Tuhan. Berikut ini melalui “Permanent Painting Ehibition” (posting ke-2), saya tampilkan beberapa aktifitas & hasil karya lukis saya dengan keterangannya :






Saya tidak pernah merasa diri saya yang menyelesaikan lukisan. Tuhan yang menyelesaikan, karena Dia-lah pelukis sejati. Saya hanyalah alat lukis belaka. Oleh karena itu agar supaya lukisan saya berkualitas tinggi, maka saya merayu Tuhan dengan jalan mendekatkan diri kepada-Nya. Untuk itu, setiap saya akan melukis, saya melakukan sholat. Sepanjang waktu penyelesaian lukisan itu, saya melakukan dzikrullah qolbiyah.


 
Kebanyakan lukisan saya dilukis didepan obyek, karena dengan melukis on the spot saya bisa melakukan komunikasi spiritual dengan obyek melalui proses bilateral fusion of aura. Dengan demikian maka getaran hati yang mengendalikan gerak tangan dalam menggores akan lebih leluasa, lebih terarah dan plong. Kali ini saya sedang melukis ditengah-tengah sungai bedadung di jember.


 


        Lukisan aslinya (bukan fotonya seperti diatas), kalau dilihat dengan konsentrasi tanpa mengalihkan pandangan & agak memicingkan mata (sehingga belahan otak kanan berfungsi),  akan kelihatan dedaunan pohon (dalam lukisan) seperti bergerak, dan perempuan berbaju merah itu akan tampak berjalan. Lukisan ini didominasi warna hijau dengan permohonan kepada Tuhan supaya  memberikan keteduhan dan kesejukan bagi pemiliknya. Dan sekujur lukisan ini mengekspresikan kesuburan alam di musim penghujan. Semua ini adalah untaian do’a saya kepada Tuhan (sepanjang proses penyelesaian lukisan ini) agar Tuhan memberikan kesuburan kehidupan bagi pemiliknya. Adapun pohon yang berwarna merah itu saya maknakan sebagai keceriaan & kemesraan warna kehidupan sehari-hari pada keluarga pemilik lukisan. 




Lukisan ini mengambil obyek yang sangat sederhana tapi tetap mengekspresikan suatu kedamaian dan juga kesuburan. Ada padi dengan kondisi menjelang panen adalah permohonan saya kepada Tuhan agar Tuhan memberikan rejeki terus-menerus kepada pemilik lukisan saya ini. Seorang yang berbaju putih bermakna masa depan yang semakin meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar